Minggu, 19 April 2020

Dear Myself, I forgive you :)

Assalamualaikum. 

Selamat sore. 

Siang jelang sore, mestinya. 

Rasanya kangen sama blog ini. Sejujurnya, lama saya mencari tempat lain untuk bercerita dan sempat lupa atas keberadaan blog ini. Hehe... 

Kehidupan rumah tangga - sebagai istri dan ibu - nyatanya nggak mudah. Yup, saya udah 4 bulan ini jadi ibu dari seorang anak laki - laki tampan, loh! Bukan karena saya ibunya ya, tapi menatap Aka memang menenangkan. Rasanya macem liat kejernihan refleksi diri. Menatap kedua matanya yang seolah bertanya " Umma, ayo dong! ", membuat saya banyak berkontemplasi. Padahal entahlah dia mengajak untuk apa. Tapi yang hati saya terjemahkan adalah " Ayo menjadi pribadi yang lebih baik lagi. "

Ada rasa nggak siap sih, untuk punya anak. Tapi Allah menghendaki saya hamil. Jadi di hadapanNya w siap. Abba selalu memberi yang terbaik untuk saya, semaksimal mungkin yang beliau bisa. Maka saya pun nggak mau kalah. Saya ingin selalu mencurahkan sepenuh kemampuan untuk mengabdi dan menjadi makmum beliau. Hadirnya Aka adalah salah satu bukti cinta saya dan merupakan amanah yang sungguh sangat besar. Bismillah... 

Minggu, 21 April 2019

Pasrah Itu Indah

Pasrah itu indah. 


Saat diri betul – betul menundukkan diri pada kehendak dan ketetapanNya. Ketika ikhtiar sudah mencapai titik puncak daya sebagai manusia dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. Indah, karena tak perlu lagi memikirkan harus apa dan bagaimana. Tinggal menunggu saja apa yang diputuskan oleh Dia, Hakim Yang Seadil – adilnya. 


Pasrah itu indah. 


Karena saat itu, kita betul – betul merasakan rangkulan Allah yang penuh cinta. Seolah Ia berkata, “ Hamba-Ku, tundukkan dirimu pada-Ku. Lepaskan semua angan panjangmu, percayalah, Aku takkan mengecewakanmu. Percayalah, Aku mencintaimu. Takkan pernah Aku memberikan yang tidak baik bagimu. Percayalah … “ 


Pasrah itu indah. 


Karena saat itu, kita berkata, 


“ Allah – ku, ini aku, hamba-Mu. Hamba yang selalu khilaf mendahului-Mu. Merasa bisa melakukan yang ku mau, padahal itu karena kebaikan-Mu yang membuatku bisa. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Aku yang mampu karena Engkau membantu mengangkat bebanku, yang kuat karena Engkau yang Maha Kuat telah menguatkan aku. 


Allah – ku, ini aku, hamba-Mu. Yang dengan malu datang pada-Mu, setelah segala dosa yang kulakukan. Tapi jika bukan pada – Mu, pada siapa lagi aku menyerahkan diriku? Ampuni khilaf dan egoku, Rabb. Aku malu. Sangat malu. Tapi tentu akan lebih malu lagi jika aku baru menyebut nama – Mu saat malaikatmu datang menjemputku.


Allah – ku, ini aku, hamba-Mu. Aku merasa sudah melakukan segalanya untuk mengejar inginku. Namun semuanya belum sesuai dengan keinginanku yang menggebu. Saat kekecewaanku makin dalam, aku baru menyadari, bahwa Engkau sedang mengingatkanku pada satu hal yang sebenarnya belum aku lakukan. Bertawakkal. Aku lupa, bagaimanapun aku berusaha, kuasa – Mu tetap penentu. Bantu aku untuk bersyukur karena semua upayaku gagal, karena sebenarnya Engkau sudah menyiapkan yang lebih baik dari itu, bukan? Dan karena itulah, tidak ada alasan bagiku untuk bersedih atas apa yang tidak sesuai harapanku. 


Allah – ku, ini aku, hamba – Mu. Aku baru menyadari, ketika tidak ada orang yang mendengarkan keluhanku, sesungguhnya itu karena Engkau ingin aku hanya bercerita pada – Mu, bukan? Ketika tidak ada orang yang menolongku, sesungguhnya itu karena Engkau ingin menjadi satu – satunya penolong bagiku, bukan? Maafkan aku yang terlambat menyadari bahwa kuasa – Mu padaku adalah mutlak. Aku tanpa – Mu tidak akan pernah menjadi apa – apa. Terlahirpun tidak akan pernah. 


Allah – ku, ini aku, hamba – Mu. Aku sudah berikhtiar untuk hajatku. Kini kupasrahkan hasilnya pada kuasa – Mu. Aku hamba – Mu. Diriku sepenuhnya milik - Mu. Didik aku dengan cara – Mu, agar ketika saatnya tiba, aku bisa menatap – Mu dan Rasul - Mu dengan penuh cinta. Agar Rasulullah SAW bisa bangga menyebutku sebagai umatnya di hadapan – Mu dan semua makhluk – Mu di Mahsyar kelak. 

Aamiin ... "


Selasa, 12 Maret 2019

...

Suatu malam, sehabis shalat Isya berjamaah, kami rebahan sambil ngobrol dan main HP. 
 
Saya : A, kemarin sakit kepalanya parah banget. Berasa mau meledak. Kebayang teh kirain udah mau meninggal aja. Tapi ngucapin syahadat masih bisa. Katanya kalo ajal udah dekat, ngucapin syahadat itu susah banget. Jadi kemarin jadi lumayan tenang kan berarti kemarin itu belum saatnya. Hehe.

Aa : Jangan dulu (meninggal), atuh. Nanti aa sama siapa?

Saya : Nanti aa nikah lagi ... sama yang hamilnya cepet (langsung nangis sesenggukan)

Aa : Enggak mau (nyungsepin kepala ke bantal sambil makin erat meluk saya)

Saya : Nanti dapet yg lebih sayang sama aa (masih nangis)

Aa : … (Makin erat meluk saya)

Saya : (berhenti nangis) udah, ah. Jadi sedih. 

Aa : (muka masih nyungsep di bantal) 

Saya : Udah, a. Sini mana gantengnya liat.

Aa : Nggak mau. Diem dulu.

Saya : Aa nangis? Maafin atuh. Ga maksud bikin aa nangis.

Aa : Aa sayang kamu …

Saya : (Nangis lagi)

Minggu, 10 Maret 2019

Konsep Baru

Assalamualaikum.

Selamat siang.

Ini blog udah lumutan kali, ya. Berbulan - bulan dicuekin sama yang punya :(

Apa kabar, teman - teman? 2019 sudah masuk bulan ke - 3. Gimana nih kesan dan pengalaman awal tahunnya? Apakah sudah ada progress?

Hidup selalu naik dan turun ya, teman - teman. Ada aja asem manisnya. Hidupmu banyak asemnya atau manisnya?

Saya dan lingkungan saya pun terus bertumbuh. Beberapa teman tahu - tahu ngirim undangan nikah, ada juga yang hamil anak kedua, ada yang memulai usaha baru, ada yang bercerai dengan pasangannya, ada yang sudah meninggal. 

Hidup terus berjalan dengan segala prosesnya. Semoga kita semua semakin baik dan baik dalam segala hal. Aamiin.

Minggu, 27 Januari 2019

Januari

Assalamualaikum. 

Wah, sekarang sudah Januari 2019, loh! 

Tahun baru kedua dengan suami di samping saya. Target tahun baru otomatis harus menyesuaikan juga, dari target pribadi, menjadi target bersama. 

Bagi kami, ini masih tahun perjuangan. Karena memang, target berjuang kerasnya adalah 5 tahun pertama pernikahan. Harus sama - sama bergerak, saling menyemangati, saling mengingatkan, dan bersama dalam kebaikan. Aamiin...

Yang paling signifikan dari Januari tahun ini adalah, saya makin ngeh kalo diri ini masih butuh banyak banget belajar dan mengelola waktu! Iya, masih sembarangan, soalnya. Kalo udah fokus, ya fokus. Nggak inget waktu. Padahal islam mengajarkan keseimbangan dalam hidup dan kebijakan dalam mengatur waktu. Hiks ...

Kalo bahas resolusi, masih bisakah?

Sabtu, 24 November 2018

Makaffah Salon

Assalamualaikum.

Selamat sore.

Yang sudah kenal saya dari dulu mungkin akan kaget dengan postingan saya kali ini. Ajaib banget kali ya, saya ke salon. Biasanya bodo bodo amat sama penampilan.

Tapi sekarang udah jadi istri orang. Udah ga boleh cuek sama penampilan. Meskipun suami nerima - nerima aja dan ga protes, tetep harus menjaga nama baik beliau karena sejak awal nikah sudah banjir bully dan body - shaming dari temen - temen kerja beliau. Laki - laki pun tetep ya mulutnya mah ajaib. Hehe. 

Itu memang terjadi. Banyak yang menyayangkan beliau menikah dengan saya yang fisiknya begini. Nggak montok, katanya. Tapi suami selalu senyum dan malah bersyukur. Lebih baik fisik istrinya dibilang nggak menarik daripada jadi bahan khayalan laki - laki lain. Ah, kujatuh cinta padamu!

Kemudian kesadaran itu muncul...

Selasa, 13 November 2018

Ibu Rumah Tangga Noob

Assalamualaikum.

Selamat sore.

Apa banget deh nih judul. 

Tahun 2018 udah mau abis lagi aja, nih. Pencapaian target - targetnya udah sampai mana? 

Alhamdulillah, Allah ga pernah sedetikpun berjeda dalam ngasih rahmat dan nikmat yang luar biasa dalam menjalani hidup. Ada kesulitan, dibantu. Kita butuh apa, dikasih. Walaupun doa nggak dengan penuh keyakinan hati, walaupun hanya ucapan ringan aja nih, dikabulkan. Ga pernah nemu alasan buat ga bersyukur. 

Sudah sebulan berlalu dari hari ulangtahun pernikahan kami yang pertama. Baru setahun. Masih jauh banget perjalanannya. Semoga, ya. Sehidup sesurga. Aamiin...

Setahun yang luar biasa ini diisi dengan begitu banyak kebahagiaan, nikmat, hadiah, kejutan, juga kelapangan. Ujian, ada. Tentu. Kalau nggak diuji, justru itu tanda tanya besar. Allah masih sayang sama kita atau nggak, begitu bukan? 

Saya selalu ketakutan ketika menerima banyak nikmat. Selain syukur yang terucap, saya juga takut jangan - jangan itu bentuk istidraj Allah sama saya. Buru - buru deh fikirannya dijernihkan lagi, dibawa berbaik sangka lagi ke Allah, bahwa Allah memang sangat menyayangi saya. Kita. Kamu. Dia. Semuanya.

Dear Myself, I forgive you :)